Senin, 18 Maret 2013

Kekuatan Kata-Kata


Seorang anak buta duduk bersila di sebuah tangga
pintu masuk pada sebuah supermarket. Yup, dia
adalah pengemis yang mengharapkan belas
kasihan dari para pengunjung yang berlalu lalang
di depannya. Sebuah kaleng bekas berdiri tegak di
depan anak itu dengan hanya beberapa keping
uang receh di dalamnya, sedangkan kedua
tangannya memegang sebuah papan yang
bertuliskan “Saya buta, kasihanilah saya.”

Ada Seorang pria yang kebetulan lewat di depan
anak kecil itu. Ia merogoh sakunya, mengeluarkan
beberapa keping uang receh, lalu memasukkannya
ke dalam kaleng anak itu. Sejenak, pria itu
memandang dan memperhatikan tulisan yang
terpampang pada papan. Seperti sedang
memikirkan sesuatu, dahinya mulai bergerak-
gerak.
Lalu pria itu meminta papan yang dibawa anak itu,
membaliknya, dan menuliskan beberapa kata di
atasnya. Sambil tersenyum, pria itu kemudian
mengembalikan papan tersebut, lalu pergi
meninggalkannya. Sepeninggal pria itu, uang
recehan pengunjung supermarket mulai mengalir
lebih deras ke dalam kaleng anak itu. Kurang dari
satu jam, kaleng anak itu sudah hampir penuh.
Sebuah rejeki yang luar biasa bagi anak itu.
Beberapa waktu kemudian pria itu kembali
menemui si anak lalu menyapanya. Si anak
berterima kasih kepada pria itu, lalu menanyakan
apa yang ditulis sang pria di papan miliknya. Pria
itu menjawab, “Saya menulis, ‘Hari yang sangat
indah, tetapi saya tidak bisa melihatnya.’ Saya
hanya ingin mengutarakan betapa beruntungnya
orang masih bisa melihat. Saya tidak ingin
pengunjung memberikan uangnya hanya sekedar
kasihan sama kamu. Saya ingin mereka memberi
atas dasar terima kasih karena telah diingatkan
untuk selalu bersyukur.”
Pria itu melanjutkan kata-katanya, “Selain untuk
menambah penghasilanmu, saya ingin memberi
pemahaman bahwa ketika hidup memberimu 100
alasan untuk menangis, tunjukkanlah bahwa masih
ada 1000 alasan untuk tersenyum.”

0 komentar:

Posting Komentar